Sabtu, 03 November 2012

Akulturasi dan Relasi Internakultural


  • Pengertian Akulturasi


Akulturasi (acculturation atau culture contact ) adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Secara singkat, akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan atau lebih sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya Bedug, dahulu digunakan oleh umat slam sebagai alat petanda sudah masuknyanya waktu solat. namun asalnya beduk merupakan sebuah alat musik yang berasal dari cina dan india. Bedug masuk ke Indonesia ketika Laksamana Cheng Ho datang ke Indonesia melakukan perdagangan ke Semarang. Di Cina, Korea, dan Jepang, Bedug di gunakan untuk ritual ke Agamaan. Selain Islam, agama Hindu,Budha, dan Konghucu, menggunakan Bedug dalam ritual keagamaannya.

  • Hal-hal Penting Mengenai Akulturasi


Hal-hal yang sebaiknya diperhatikan dalam akulturasi adalah :

1. keadaan masyarakat penerima sebelum proses akulturasi mulai berjalan
Bahan mengenai keadaan masyarakat penerima sebenarnya merupakan bahan tentang sejarah dari masyarakat yang bersangkutan. Apabila ada sumber-sumber tertulis, maka bahan itu dapat dikumpulkan dengan  menggunakan metode yang biasa dipakai oleh para ahli sejarah. Bila sumber tertulis tidak ada, peneliti harus mengumpulkan bahan tentang keadaan masyarakat penerima yang kembali sejauh mungkin dalam ruang waktu, misalnya dengan proses wawancara. Dengan demikian, seorang peneliti dapat mengetahui keadaan kebudayaan masyarakat penerima sebelum proses akulturasi mulai berjalan. Saat inilah yang disebut “titik permulaan dari proses akulturasi” atau base
2. Individu-individu dari kebudayaan asing yang membawa unsur-unsur kebudayaan asing
Individu-individu ini disebut juga agents of acculturation. Pekerjaandan latar belakang dari agents of acculturation inilah yang akan menentukan corak kebudayaan dan unsur-unsur apa saja yang akan masuk ke dalam suatu daerah. Hal ini terjadi karena dalam suatu masyarakat, apalagi jika masyarakat itu adalah masyarakat yang luas dan kompleks, warga hanya mengetahui sebagian kecil dari kebudayaannya saja, biasanya yang berkaitan dengan profesi dan latar belakang warga tersebut.
3. Saluran-saluran yang dilalui oleh unsur-unsur kebudayaan asing untuk masuk ke dalam kebudayaan penerima. Hal ini penting untuk mengetahui gambaran yang jelas dari suatu proses akulturasi. Contohnya adalah apabila kita ingin mengetahui proses yang harus dilalui oleh kebudayaan pusat untuk masuk kedalam kebudayaan daerah, maka saluran-salurannya adalah melalui sistem propaganda dari partai-partai politik, pendidikan sekolah, garis hirarki pegawai pemerintah, dan lain-lain.
4. Bagian-bagian dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing tadi. Kadang, unsur-unsur kebudayaan asing yang diterima tiap golongan-golongan dalam masyarakat berbeda-beda. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui bagian-bagian mana dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing tersebut.
5. Reaksi para individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing,
Terbagi menjadi 2 reaksi umum, yaitu reaksi “kolot” dan reaksi“progresif”. Reaksi “kolot” adalah reaksi menolak unsur-unsurkebudayaan asing, yang pada akhirnya akan menyebabkan pengunduran diri pihaknya dari kenyataan kehidupan masyarakat, kembali ke kehidupan mereka yang sudah kuno. Reaksi “progresif”adalah reaksi yang berlawanan dengan”kolot”, reaksi yang menerima unsur-unsur kebudayaan asing.

  • Pengertian relasi internakultural


Peristiwa yang berhubungan dan saling mempengaruhi antara kebudayaan lokal maupun kebudayaan asing.  Contohnya : Budaya Sunda dengan Jawa, Jawa dengan Minang, Sunda dengan Bugis, Jawa dengan Batak, dll.
Interkultural mengacu pada proses dengan mana kultur (budaya) ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kita mempelajari kultur, bukan mewarisinya. Kultur ditransmisikan melalui proses belajar, bukan melalui gen. Orang tua, kelompok, teman, sekolah, lembaga keagamaan, dan lembaga pemerintahan merupakan guru-guru utama dibidang kultur. Enkulturasi terjadi melalui mereka.


http://id.scribd.com/doc/24673301/Difusi-Akulturasi-Dan-Asimilasi-Konsep-Contoh-Dan-Perbedaannya
http://ermafpsi2010.wordpress.com/2012/10/21/akulturasi-dan-relasi-internakultural-tema1/









Tidak ada komentar:

Posting Komentar